Sabtu, 12 Februari 2011

LAYANAN PERPUSTAKAAN DENGAN SOCIAL NETWORKING

Sudah sering saya dengar dan lihat tentang pemanfaatan social networking di perpustakaan. Pernah juga saya mengusulkan penggunaan social networking ini untuk promosi di perpustakaan kami. Waktu itu saya hanya bilang promosi dengan cara ini menarik dan generasi mahasiswa sekarang suka sekali dengan social networking ini. Informasi tentang perpustakaan dapat kita update di media ini.
“Siapa yang mengusulkan harus berani melaksanakan usul itu”, demikian teman saya bilang pada saya sambil senyum-senyum. Akhirnya saya tahu dikemudian hari arti dari senyum-senyum teman saya itu. Saya diserahi tanggugjawab membuat promosi dan informasi di social networking. Sekarang saya jadi berfikir…bagaimana konsepnya, informasi apa saja yang nanti akan disampaikan. Sejauh ini saya berencana menggunakan dua social networking, yaitu twitter dan face book. Rencananya informasi yang ada di twitter dan face book sama, jadi tidak ada spesifikasi. Sekarang saya mulai berfikir bagaimana caranya agar mahasiswa di tempat kami banyak yang add face book atau follow twitter kami. Mensosialisasikan layanan di social network harus ditangani dengan baik.
Pada saat layanan ini diberlakukan, saya harus selalu siap untuk selalu meng-update berita dan informasi dikedua social networking itu. Perpustakaan harus selalu siap dengan jawaban dan action nyata terhadap kebutuhan dan keluhan pengguna perpustakaan yang disampaikan di kedua social networking ini. Jadi menurut saya, perpustakaan juga harus siap melakukan layanan terbaiknya, selalu memenuhi janjinya. Dapat saya bayangkan seandainya kita tidak melakukan layanan dengan baik ataupun tidak menepati janji maka tentu banyak tanggapan dan pertanyaan yang akan dilontarkan di kedua social networking ini. Mudah-mudahan rencana saya berjalan dengan lancar. Amin.

LORENZO’S OIL

Dulu…tahun berapanya saya lupa, pokoknya dulu banget…sebelum kerja pernah nonton film Lorenzo’s oil di televisi. Film ini bagus sekali, benar-benar menyentuh… Banyak pelajaran yang dapat diambil.
Sebagai seorang pustakawan film ini memberikan gambaran pada kita tentang pentingnya perpustakaan dan informasi. Sepasang suami istri yang dengan gigih mencari informasi untuk kesembuhan penyakit anaknya. Perpustakaan menjadi tempat bagi mereka untuk mencari informasi. Pustakawan yang melayani benar-benar kompeten. Semua usaha keras, keyakinan dan harapan kesembuhan bagi anaknya membawa hasil yang luar biasa. Lorenzo’s oil adalah obat yang berhasil ditemukan oleh kedua orang tua ini, padahal orang tua ini pada awalnya benar-benar orang awam dalam bidang farmasi dan kedokteran.
Menurut saya, film ini benar-benar memberi pelajaran betapa pentingnya literasi informasi bagi masyarakat. Satu keinginan terpendam saya saat ini adalah mencari film itu dan memutarnya bersama teman-teman kantor kemudian dilajutkan diskusi. Saya ingin tahu pendapat teman-teman tentang literasi informasi di film itu. Dimana ya….bisa meminjam film itu? Selama ini saya juga belum berusaha mencari….. Nanti kalau waktu memungkinkan…ingin sekali nonton bareng film itu bersama teman-teman kantor.

TUKANG PARKIR

Kali ini saya aka bercerita tentang tukang parkir. Sepertinya semua orang pernah memakai jasa parkir kan? Kebanyakan tukang parkir akan menunjukkan tempat kita parkir dan memberi karsis pada kita. Segera kita beranjak pergi meninggalkan kendaraan. Setelah urusan kita selesai kita datang ke tempat parkir ngasih uang parkir dan karcis kemudian tukang parkir akan membantu mengambilkan kendaraan kemudian selesai. Komunikasi saya dengan tukang parkir yang biasa-biasanya hanya dua patah kata. “Kearah mana mbak?” kata tukang parkir. “Kesana Pak”, begitu selalu saya jawab. Tukang parkir kemudian mengarahkan motor saya dan selesai. Mungkin sama-sama sibuk ya…atau komunikasi seperti itu biasa saja…. Bagaimana menurut anda?
Bagi saya komunikakasi seperti itu biasa saja, tidak ada yang dirugikan. Bagaimana jika kita dilayani dengan ramah dan diajak ngobrol sebentar oleh tukang parkir? Apa kesan anda? Pengalaman ini selalu saya temui ketika saya parkir di suatu tempat belanja. Pak Parkir selalu bilang…”mari mbak, silahkan sebelah sana”. Kemudian setelah selesai, Pak Parkir mengambilkan motor saya. Saya menyerahkan karcis dan uang parkir, pak Parkir selalu bilang “terimakasih mbak”, dilanjutkan membantu menyebrangkan ke jalan dan ditutup dengan kata-kata “hati-hati ya mbak”.
He..he… tukang parkir ini ramah dan baik hati kan? Coba kalau pada suatu tempat ada dua tukang parkir, yang satu ramah dan yang satu biasa saja. Menurut saya, orang akan lebih memilih parkir di tempat tukang parkir yang ramah dan baik hati ini. Selama ini, saya baru menemukan tiga orang parkir yang ramah. Yang pertama yang saya ceritakan di atas, kedua adalah Bapak tukang parkir yang ada di pasar tempat saya sering belanja. Bapak parkir ini tidak banyak kata-kata seperti tukang parkir pertama. Bapak Parkir ini sering tersenyum, selalu mengucapkan terimakasih dengan tulus, dan selalu menyebrangkan ke jalan.
Tukang parkir ketiga adalah Bapak Parkir di kampus saya. Beliau ini sangat hafal dengan kami sekaligus motornya. Nah… kalau saya parkir, Bapak ini langsung menyapa dan memberikan banyak informasi. “Kuliah mbak?”, “yang sudah datang mbak A, mbak B, dan Pak C”, “dosennya belum datang mbak”, atau “lho kok baru datang, yang lain sudah seperempat jam yang lalu”, dan lain-lain. Ah…seandainya saja semua layanan publik di Indonesia dapat memberikan layanan dengan prima, betapa indahnya dunia. Wahai pustakawan…..ayo kita mulai dengan layanan di tempat kita…. Biasanya kendala yang saya hadapi adalah ketika sudah siang dan capek…..

DIET

Ngomongin tentang diet, saya selalu cuek karena saya tidak bermasalah dengan berat badan. Berbeda dengan beberapa teman saya selalu menyimak dengan baik soal diet ini. Ketika saya utarakan keinginan untuk diet dan minta beberapa petunjuk pada teman yang selalu aktif diet ini, mereka serentak berkata, “what?”. Ah…ternyata mereka tidak menyadari kalau saya semakin hari makin gemuk. Mereka tidak menyadari berat badanku naik 3 kilo… Mereka tidak tahu kalau baju-bajuku gak enak dipakai karena kelebihan berat badan.
Saya sampaikan jumlah berat badanku pada mereka. Mereka bilang, “Cuma kelebihan 3 kilo, gak kelihatan”. Saya jawab, “justru saya harus cepat bertindak mbak, jangan sampai terlena tahu-tahu badanku menggelembung”. He..he…jawab dan sedikit ngeles…. Mereka bilang, “kamu ngejek”. “Nggak mbak…Cuma berkata jujur”. Ternyata Cuma sampai disitu obrolan kami. Mereka tidak serius menanggapi keinginan saya dan saya tidak mendapat sedikitpun informasi tentang diet.
Akhirnya cari informasi sendiri… Coba googling tentang diet... Saya coba melihat kembali pola makanku. Ternyata saya banyak ngemil, makan malam terlalu banyak (biasanya sebungkus nasi goreng atau sebungkus bakmi goreng). Akhirnya pada kesimpulan mengurangi ngemil dan porsi maem malam, tetapi ternyata susah untuk menghilangkan ngemil. Makan malam sudah berhasil dikurangi, tetapi belum kelihatan efeknya. Ternyata susah banget….pantesan teman-temanku sudah lama diet perasaan tidak ada perubahan.
Suatu ketika ada kesempatan untuk menimbang berat badan. Ternyata…oh…ternyata…berat badanku sudah naik 1 kilo. Seneng banget tetapi sekaligus sedih…untuk turun 1 kilo dibutuhkan waktu seminggu lebih mengurangi porsi ngemil dan maem malam. Kesimpulan kedua kita sering tidak sadar tentang turun atau naiknya berat badan. Jadi sebelum terlambat, segera sadari perubahan berat badan anda. He…he…

ALERGI DINGIN

Beberapa bulan yang lalu saya mengalami gatal-gatal di seluruh badan, seperti biduran. Benar-benar sangat mengganggu. Gatal ini biasanya terjadi pada saat sore hingga malam hari. Beberapa teman bilang kalau saya cacingan. Ih…mengerikan ya…langsung saya minum obat cacing plus vitamin C dan D, tetapi saya tetap saja gatal-gatal. Akhirnya saya putuskan minum ctm, memang manjur obat ini. Saya langsung tertidur semalaman tanpa merasakan gatal, pagi hari rasa kantuk masih terasa bahkan di siang hari rasa ngantuk benar-benar tidak bisa ditahan. Beberapa hari kemudian gatal-gatal kembali kambuh lagi. Saya usahakan tidak minum ctm karena bawaannya ngantuk terus. Tidak minum ctm….kok gatal-gatal terus dan tidak bisa tidur… Dengan berat hati saya minum ctm dengan resiko ngantuuuuk….
Tidak mau tersiksa dengan rasa gatal yang makin parah atau resiko ngantuk karena minum obat, saya cari informasi sebanyak-banyaknya tentang gatal ini. Hasil analisa (sok ilmiah ya…..) gatal ini karena alergi dingin. Dulu-dulu kalau udara dingin emang kadang bentol tapi cuma satu-dua dan langsung sembuh dan tidak kambuh-kambuh. Sekarang ini benar-benar parah bahkan kadang mata atau bibir jadi bengkak… Pencarian informasi tentang alergi dingin semakin intensif saya lakukan…oh…ternyata banyak juga yang mengalami gatal-gatal seperti saya. Ada yang sampai puluhan tahun….Ya Alloh sembuhkan penyakitku jangan kambuhkan lagi….
Beberapa informasi saya sarikan….ternyata daya tahan tubuh saya baru turun. Saya harus rajin olahraga, minum vitamin D dan C, minum temu lawak. Jika kambuh minum obat yang disarankan apoteker yang tentunya tidak bikin ngantuuuk. Tentang minum temu lawak, saya ingat waktu kecil dulu….sering dibikinkan Ayah sari temu lawak, katanya untuk membersihkan darah. Minum vitamin dan temu lawak rajin saya lakukan. Alhamdulilah gatal-gatal berkurang banyak…kalaupun kambuh tidak parah…Cuma bentol satu-dua. Apa yang saya lakukan ternyata ada efek samping lain, yaitu nafsu makan jadi tinggi…dan akhirnya bobot badanku naik…..inilah efek temu lawak. Aduh jangan gemuk…. Selama ini saya tidak bermasalah dengan berat badan, banyak yang bilang seberapa pun saya makan tidak berefek pada berat badan. Kasus ini sungguh di luar dugaan….naik 3 kilogram……
Ternyata informasi yang saya kumpulkan belum cukupu….Sekian ceritaku teman, mudah-mudahan bisa diambil hikmahnya….he..he..he…

Jumat, 04 Februari 2011

Perpustakaan Kota Yogyakarta

Sabtu 04 Desember 2010, saya menghadiri diskusi yang diadakan oleh Perpustakaan Kota Yogyakarta. Diskusi interaktif ini mengambil tema “Menggagas Profesionalisme Pustakawan”. Disini saya tidak akan menceritakan bagaimana diskusi ini, karena saya rasa diskusi semacam ini sudah sering dilakukan. Saya justru tertarik dengan tuan rumah yang mengundang diskusi ini, Perpustakaan Kota Yogyakarta.
Gedung perpustakaan ini bisa dibilang mungil, tetapi sungguh luar biasa kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya. Sebelum saya mengunjungi perpustakaan ini, sudah sering saya dengar kegiatan-kegiatan yang dilakukan di perpustakaan ini. Kegiatan tersebut diantaranya adalah membatik disaat liburan sekolah, lomba menulis artikel perpustakaan bagi pelajar, lomba ibu membaca cerita, bank buku, dll. Semua kegiatan ini saya ketahui dari iklan di radio. Lagi-lagi saya acungi jempol pada promosi yang dilakukan oleh perpustakaan ini.
Saat saya berkesempatan berkunjung di perpustakaan ini, mata saya sering melirik ke pengunjung perpustakaan ini. Mata saya menangkap beberapa anak kecil yang diajak orang tuanya, mahasiswa, pelajar, dan beberapa orang yang jika dilihat dari penampilannya bukan mahasiswa, bukan pelajar. Saya berguman, “Beginilah harusnya perpustakaan umum, pengunjungnya dari berbagai kalangan masyarakat”. Selama ini yang saya amati di beberapa perpustakaan umum pengunjungnya paling banyak adalah mahasiswa. Sebelum acara diskusi dimulai saya ngobrol dengan pustakawan perpustakaan ini. Beliau bercerita bahwa pengunjung memang banyak apalagi kalau siang hari, saat jam pulang sekolah. Halaman depan yang disediakan akses internet gratis juga penuh. Selesai acara, saya tidak langsung pulang. Saya minta izin ke petugas untuk akses internet di halaman depan. Petugas meminta saya untuk mengisikan nama di buku dan petugas memberi saya secarik kertas berisi login dan password. Login dan password ini berlaku untuk tiga jam kedepan dan saya bisa meminta kembali jika masih membutuhkan. Mulailah saya searching bahan untuk mengerjakan tugas kuliah. Selama saya searching, banyak pengunjung yang memanfaatkan layanan ini. Ada seorang ibu yang keluar dari perpustakaan yang membawa novel dan membacanya di samping saya. Ada anak SMU yang sepertinya pulang sekolah duduk di depan saya dan membaca buku pelajaran. Di seberang saya ada tiga mahasiswa yang baru datang dan mengisi formulir pendaftaran anggota perpustakaan. Ada serombongan anak SD naik sepeda melintas menuju parkiran, mereka masih memakai seragam sekolah. Saya pikir anak SD ini Cuma mau putar-putar naik sepeda, tetapi ternyata mereka masuk ke perpustakaan. Keluar dari perpustakaan anak-anak ini membawa buku. Luar biasa perpustakaan ini selalu ramai dikunjungi pengunjung.
Banyaknya pengunjung yang datang ke perpustakaan da memanfaatkan layanan yang ada di perpustakaan menunjukkan bahwa perpustakaan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat. Perpustakaan sebagai tempat untuk mencari informasi yang dibutuhkan masyarakat. Banyak pelajaran berharga yang saya ambil dari perpustakaan ini, perpustakaan ini banyak melakukan kegiatan yang menarik minat masyarakat. Kegiatan ini dilakukan di perpustakaan dengan tujuan agar masyarakat mengunjungi dan dekat dengan perpustakaan. Perpustakaan ini juga banyak melakukan kegiatan yang mendukung minat baca dan tulis masyarakat. Kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme pustakawan tak luput dari perhatiannya. Promosi-promosi yang dilakukan oleh perpustakaan ini juga sangat menarik, mereka tidak hanya mengandalkan pengumuman yang dipasang di dinding pengumuman tetapi juga lewat media massa. Keramahan petugas juga merupakan hal yang tidak dilupakan di perpustakaan ini, sehingga pengunjung menjadi nyaman.

PRESENTASI DI DEPAN TEMAN-TEMAN PUSTAKAWAN

Kejadian ini terjadi saat diminta presentasi evaluasi sumber informasi internet, tanggalnya berapa saya lupa…… Kesempatan ini diberikan oleh teman-teman pengurus FPPTI DIY dan kebetulan saya juga salah satu pengurus. Ada tiga pengurus yang diberikan kesempatan yang sama. Saya mengambil kesempatan ini sebagai latihan untuk berbicara di depan umum, selama ini saya hanya berbicara di depan teman-teman sendiri, baik teman-teman kantor ataupun teman-teman kuliah yang otomatis semuanya sudah saya kenal terlebih dahulu.
Kesempatan bagus untuk mengembangkan diri, pikir saya pada waktu itu. Materi sudah disiapkan oleh ibu ketua, tinggal saya pelajari lagi sekedar untuk refresh karena sebenarnya sudah berulangkali saya ikut pelatihan ini. Materi yang akan saya sampaikan adalah evaluasi sumber informasi. Berbagai rencana mulai saya pikirkan. Dalam pikiran saya, nanti saya akan berusaha tampil dengan baik. Saya berencana membuat power point yang bagus, contoh-contoh kasus yang menarik akan saya sampaikan, dll.
Rencana-rencana tersebut ternyata sejenak saya lupakan. Kesibukan mengerjakan tugas-tugas kuliah membuat saya lupa dan hari yang ditentukan pun tiba. Hanya satu malam saya berusaha mempersiapkan semuanya dan tentu saja hasilnya sangat tidak memuaskan.
Tiba saat hari untuk tampil, satu persatu peserta pelatihan datang. Sebagian peserta adalah teman-teman kuliah DIII dulu, dan salah satunya adalah pustakawan teladan. Kami yang harus tampil agak deg-degan juga dengan kehadiran teman yang satu ini. Menurut kami dia seharusnya menjadi fasilitator bukan menjadi peserta. Walaupun agak deg degan saya tampil juga meskipun tidak maksimal. Untuk mensiasati ketidaksiapan saya dan ketidak PDan terhadap teman pustakawan teladan ini saya berinisiatif melakukan diskusi setelah praktek penelusuran informasi. Diskusi ternyata tidak hanya menyelamatkan saya tetapi juga menambah wawasan bagi semua peserta. Pustakawan teladan tadi juga bisa memberikan tambahan wawasan da pengalaman bagi semua peserta.
Selesai tampil, saya diberi selamat oleh teman pustakawan teladan tadi. Dia bilang penampilan saya bagus, tetapi masih perlu diperbaiki. Tidak semua peserta pelatihan mempunyai kemampuan dan ketrampilan yang sama, sehingga harus memberikan materi secara lebih detail dan mendalam dan ada beberapa materi yang harus ditambah. Nasehat teman saya ini sangat berarti bagi saya, jadi teringat dengan salah satu langkah literasi informasi yaitu “presentasi”. Ketika presentasi informasi pun banyak pelajaran yang diambil baik penampilan/gaya penyampaian saat menyampaikan informasi atau isi informasi itu sendiri.